Kamis, 18 Oktober 2012

Suku Dayak


Pengertian Suku Dayak
Dayak  atau Daya (ejaan lama: Dajak  atau  Dyak) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau Bahari. hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
                        Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau itu. Ini terutama berlaku di Malaysia, karena di Indonesia ada suku-suku Dayak yang Muslim namun tetap termasuk kategori Dayak walaupun beberapa diantaranya disebut dengan Suku Banjar dan Suku Kutai. Terdapat beragam penjelasan tentang etimologi istilah ini. Menurut Lindblad, kata Dayak berasal dari kata daya daribahasa Kenyah, yang berarti hulu sungai atau pedalaman.King, lebih jauh menduga-duga bahwa Dayak mungkin juga berasal dari kata aja, sebuah kata dari bahasa Melayu yang berarti asli atau pribumi. Dia juga yakin bahwa kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah dari bahasa Jawa Tengah yang berarti perilaku yang tak sesuai atau yang tak pada tempatnya.
                       
                        Bagi orang Dayak, makna hidup tidak terletak dalam kesejahteraan, realitas, atau objektivitas seperti dipahami oleh manusia modern, tetapi dalam keseimbangan kosmos. Kehidupan itu baik apabila kosmos tetap berada dalam keseimbangan dan keserasian. Setiap bagian dari kosmos itu, termasuk manusia dan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban memelihara keseimbangan semesta. Peristiwa-peristiwa mistis bagi orang Dayak adalah realitas transcendental, artinya objektivitas mistis jelas ada pada lingkungan hidup, flora, fauna, air, bumi, udara dan sebagainya, dimana makna religi dari lingkungan sekitar ini dilihat baik dari segi objektif maupun subjektifnya (Ukur, 1994).

Bahwa kehidupan suku-suku Dayak sejak jaman dulu telah diwariskan kepada generasi ke generasi dengan memelihara suatu hubungan pertalian kekeluargaan yang menggambarkan adanya hubungan yang tidak terputus tentang asal usul seseorang dengan alam, dimana dalam pergaulan kehidupan sehari-harinya bersikap dan bertindak sebagai satu 
kesatuan baik dalam hubungannya dengan alam kebendaan (natural) maupun alam sekeliling yang tidak kelihatan (supra natural).
Di sekitar dan di dalam Kawasan wilayah atau daerah yang di tetapkan sebagai wilayah orang Dayak Siang  diyakini masih terdapat banyak daerah-daerah yang dapat menopang kehidupan mereka baik secara fisik dan rohani, oleh karena itu sering dijumpai ekspresi permohonan keselamatan dan kesejahteraan hidup yang diwujudkan dengan sesaji-sesaji pada dan disekitar pohon-pohon besar dan lingkungan yang agak spesifik yang merupakan simbol-simbol kehidupan masyarakat Dayak.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar